Dalam perkembangannya, cathinone dibuat sintetisnya berupa:methylenedioxypyrovalerone, mephedrone dan methylone oleh oknum. Sediaan tersebut kemudian diperjualbelikan sebagai zat stimulan baru.
Efek stimulansia yang ditimbulkan oleh cathinone terhadap sistem saraf pusat berupa: peningkatan mood (suasana perasaan) sehingga menjadi happy (senang) dan euforia, bicara banyak, hiperaktif, penurunan nafsu makan, penghllang rasa lelah, peningkatan sosiabilitas, rasa sejahtera (well-being), empati, energi, peningkatan kemampuan libido seksual atau dorongan seks, dan peningkatan kapasitas bekerja. Selain itu chatinone dapat memiliki efek halusinogenik dan menimbulkan ketergantungan. Intoksikasi cathinone dapat menimbulkan efek serius berupa: halusinasi visual dan auditorik, waham kebesaran, depresi berkepanjangan, agitasi psikomotor sampai agresif luar biasa, panaoid berat, perilaku kekerasan terhadap diri atau orang lain, serta serangan panik berkepanjangan. Sedangkan efek jangka pendek yang serius berupa: rasa cemas, insomnia, kehilangan nafsu makan, peningkatan alertness dan awareness, serta nosebleeds. Pada kasus penyalahgunaan parah dapat menyebabkan suatu kematian. Pemakaian jangka panjang dapat menyebabkan perburukan memori jangka pendek, anhedonia, pikiran bunuh diri, perilaku bingung, perubahan emosi dan efek toleransi. Pada kondisi withdrawal (putus zat) dapat menimbulkan gejala berupa: insomnia, hambatan konsentrasi, craving, letargi ringan, mimpi buruk, dan slight trembling.
Secara neurobiologi, cathinone dapat meningkatkan jumlah neurotransmitter (hormone saraf) bernama dopamin pada jalur sinaptik katekolamin di otak. Selain itu, chatinone juga menimbulkan suatu peningkatan konsentrasi sinaptik dari neurotransmitter (hornon saraf) serotonin dan norepinefrin. Seperti diketahui, bahwa dopamin merupakan jenis neurotransmitter (hormone saraf) yang apabila jumlahnya meningkat pada jalur saraf dapat menyebabkan gejala psikotik seperti: halusinasi dan waham. Keadaan tersebut disebabkan oleh karena cathitone bekerja dengan cara menghambat ambilan kembali dari ketiga neurotransmitter (hornon saraf) tersebut ke dalam pre sinaps jalur informasi saraf.
Sejak bulan Oktober 2011, peredaran zat sintetik dari cathinone telah dinyatakan ilegal di Amerika Serikat. Upaya laboratorium dalam mendeteksi adanya zat cathitone pada individu yang diduga menyalahgunaan zat tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan dengan sediaan rambut atau darah dari individu tersebut. Cathinone sekarang ini banyak disalahgunakan oleh individu di usia remaja sampai dewasa muda untuk urusan pekerjaan dan pembangkit semangat.
Dengan berkembangnya zat stimulan jenis baru yaitu cathinone di pergaulan remaja perkotaan sekarang ini. Program rehabilitasi untuk pemulihan pasien remaja & dewasa dari adiksi cathinone atau zat adikif lainnya perlu segera dilakukan. Sebagai sebuah rumah sakit jiwa yang berdiri di kota besar seperti Jakarta, RSJ Dr. Soeharto Heerdjan Grogol Jakarta memiliki program unggulan terkait bidang napza tersebut. Terdapat dua unit di rumah sakit jiwa itu yang memiliki kepedulian terhadap pasien anak, remaja dan dewasa yang memiliki permasalahan adiksi, putus zat, intoksikasi, atau penyalahgunaan zat. Unit tersebut bernama instalasi kesehatan jiwa anak & remaja dan bangsal peraawatan khusus napza. Kehadiran layanan tersebut merupakan bagian dari Misi Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Grogol Jakarta untuk menjadi pusat asesmen kesehatan jiwa yang konsen terhadap kesehatan jiwa perkotaan, khususnya permasalahan jiwa anak & remaja serta rehabilitasi pasien penyalahgunaan zat berbasis rumah sakit. Dengan demkian, masyarakat awam kini menjadi tahu bahwasannya rumah sakit jiwa juga memiliki layanan lain disamping perawatan terhadap pasien dengan gangguan jiwa berat (skizofrenia).
Isa M Noor – Psikiater di Instalasi Kesehatan Jiwa Anak & Remaja RSJ Dr. Soeharto Heerdjan Grogol Jakarta Barat sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar