Ada banyak penemuan-penemuan yang telah dilakukan 
dalam sejarah baik oleh para ilmuwan yang mendedikasikan hidupnya untuk 
penelitian atau bahkan oleh orang biasa. Artikel berikut membahas 10 hal
yang ditemukan secara tidak sengaja. Apa saja mereka?

Louis Pasteur, sang penemu vaksin rabies dan antraks diantara sekian banyak penemuan lainnya di bidang medis, pernah berkata "Keberuntungan memihak dia yang paling siap.".
Dalam banyak hal perkataan tersebut tentu saja benar, namun tahukah 
Anda bahwa ternyata ada banyak juga penemuan-penemuan yang terjadi 
secara tidak sengaja. Penemuan yang terjadi saat sang ilmuwan sedang 
meneliti hal lain, atau penemuan yang pada mulanya tidak direncanakan. 
Berikut ini daftar 10 penemuan yang terjadi secara tidak sengaja, semoga
menjadi informasi yang berguna dan menghibur.

  1. Sakarin (Saccharin)



    Sakarin atau zat pemanis buatan ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang ahli kimia asal Russia bernama Constantin Fahlberg
    (1850-1910). Suatu hari pada tahun 1879 setelah bekerja seharian di 
    dalam laboratoriumnya, beliau lupa untuk mencuci tangan. Hari itu dia 
    "bermain-main" dengan bahan campuran arang dan tembakau dalam rangka 
    meneliti kegunaannya.

    Saat tiba makan malam di rumah, dia menyadari bahwa 
    kue rolls yang dia santap sebagai makan malam berasa manis lain dari 
    biasanya. Ditanyakan istrinya apakah dia memberikan gula ke kuenya, yang
    dijawab tidak oleh sang istri. Kue-kue rolls tersebut berasa normal 
    seperti biasa bagi lidah istrinya. Fahlberg menyadari bahwa rasa manis 
    tersebut berasal dari tangannya dan keesokan harinya dia kembali ke 
    laboratoriumnya dan mulai meneliti sampai menemukan sakarin.
  2. Alat Pendeteksi Smartdust



    Smartdust adalah sebuah alat 
    pendeteksi mikroelektrik-mekanis yang dapat mendeteksi berbagai macam 
    hal seperti cahaya, temperatur, getaran, magnet, dan lain-lain. 
    Smartdust ditemukan saat seorang siswa doktoral University of California bernama Jamie Link, merusakkan sebuah chip silikon
    yang sedang ia pelajari. Beberapa saat kemudian ia mulai menyadari 
    bahwa chip tersebut masih berfungsi sebagai sensor, walaupun telah 
    berubah menjadi kepingan-kepingan kecil.

    Sensor-sensor yang berupa serpihan kecil inilah yang 
    kelak dinamakan smartdust dan sangat berguna sebagai alat deteksi hal 
    yang tidak dapat dideteksi oleh sensor konvensional, seperti mengukur 
    kemurnian air laut dan mendeteksi pastikel-partikel berbahaya yang ada 
    di udara.
  3. Minuman Kola (Coke)



    Minuman Kola ditemukan saat seorang ahli farmasi dari Atlanta bernama John Pemberton
    bereksperimen untuk menciptakan obat pereda sakit kepala. Ia mencampur 
    segala macam bahan sehingga terciptalah apa yang kita sebut saat ini 
    dengan minuman kola. Pada mulanya kola dijual hanya di toko obat 
    menggunakan resep, dan setelah 8 tahun minuman kola mulai dijual bebas sebagai minuman yang kita kenal saat ini.
  4. Panci Anti Lengket (Teflon)



    Seorang peneliti di sebuah perusahaan kimia terkenal DuPont bernama Roy Plunkett sedang mencari bahan yang dapat digunakan untuk menggantikan CFC (chlorofluorocarbons, suatu bahan pendingin yang biasa digunakan di lemari es atau AC mobil, biasa disebut juga dengan freon). Ia memiliki teori jika ia mencampurkan sebuah senyawa bernama TFE dengan hydrochloric acid,
    ia akan mendapatkan suatu zat pendingin baru yang diinginkan. Oleh 
    karena itu ia mengumpulkan gas TFE dalam jumlah cukup besar yang 
    kemudian ia pampatkan dan dinginkan dalam temperatur rendah di dalam 
    sebuah kaleng logam laboratorium bersama dengan hydrochloric acid agar 
    bereaksi.

    Keesokan harinya saat ia ingin mengamati apa yang 
    terjadi, ia menemui bahwa gas TFE yang ia campurkan di dalam kaleng 
    tersebut telah hilang. Dengan kecewa dan marah ia membuka tutup kaleng 
    logam dan menggoyang-goyangkannya dengan keras. Dari tutup kaleng 
    tersebut berjatuhan serpihan-serpihan kecil berwarna putih dan licin. 
    Serpihan-serpihan putih ini selanjutnya ia berikan kepada peneliti lain 
    di Dupont untuk diteliti lebih jauh, yang di kemudian hari ternyata 
    menjadi bahan dasar pembuatan panci anti lengket (panci teflon).
  5. Karet Vulkanisir



    Selama bertahun-tahun Charles Goodyear
    berupaya untuk dapat menemukan suatu bahan terbuat dari karet yang 
    tahan akan panas dan dingin. Belum pernah ada yang dapat memuaskan 
    keinginannya hingga suatu saat ia tanpa sengaja menumpahkan sebuah 
    campuran karet dan belerang (sulfur) ke atas sebuah kompor. Panas di 
    dalam kompor tersebut membakar hangus campuran karet dan belerangnya, 
    membuatnya keras akan tetapi masih cukup kenyal dan fleksibel.

    Bahan inilah yang disebut dengan karet vulkanisir dan
    digunakan sebagai bahan dasar untuk membuat berbagai macam benda 
    berguna seperti ban mobil dan sol sepatu.
  6. Plastik



    Pada awal abad ke-20, shellac (lak, semacam 
    bahan seperti plastik keras dan kaku) banyak digunakan dalam industri 
    elektronik untuk membungkus perangkat-perangkat elektronik. Bahan 
    shellac ini cukup mahal karena terbuat dari semacam serangga yang hanya 
    hidup di Asia Tenggara sehingga harus diimport. Untuk itu seorang ahli 
    kimia asal Belgia bernama Leo Hendrik Baekeland 
    (1863-1944), pada tahun 1907 melakukan penelitian untuk menciptakan 
    bahan alternatif shellac karena berpikiran ia akan menghasilkan banyak 
    uang jika dapat menjual bahan tersebut kepada industri elektronik.

    Alih-alih, penelitiannya menghasilkan sebuah bahan 
    lentur yang dapat dibentuk dan cukup tahan akan panas. Ia memberi nama 
    bahan ini "Bakelite". Segera saja ia menyadari bahan Bakelite 
    ini memiliki banyak sekali kegunaan. Bahan plastik yang kita kenal 
    sekarang dan ada di mana-mana merupakan bahan turunan dari Bakelite ini.
  7. Radioaktivitas



    Pada tahun 1896 seorang ilmuwan Prancis dan seorang pemenang hadiah Nobel bernama Henri Becquerel (1852-1908) memiliki minat sangat besar akan 2 hal yaitu zat penerang alami (natural fluorescence) dan sebuah penemuan baru yang sangat heboh saat itu yaitu Sinar-X.
    Ia melakukan serangkaian penelitian untuk mengetahui apakah zat 
    penerang alami dapat menghasilkan sinar-x setelah terjemur di bawah 
    sinar matahari.

    Satu hal yang menjadi halangan adalah saat itu sedang
    musim dingin yang artinya dia tidak memiliki sinar matahari cukup 
    banyak untuk melakukan penelitiannya padahal semua bahan penelitian 
    telah ia siapkan termasuk batu-batu uranium. Dengan maksud menyimpannya 
    untuk digunakan nanti setelah terdapat sinar matahari cukup banyak, ia 
    membungkus semua bahan penelitiannya dan memasukkannya ke dalam sebuah 
    lemari. Saat ia membukanya kembali, Becquerel menemukan batu-batu 
    uraniumnya telah meninggalkan jejaknya di atas sebuah piringan 
    fotografis tanpa harus terna sinar matahari terlebih dahulu. Saat itu 
    hal ini merupakan sesuatu yang cukup luar biasa, kemudian bekerja 
    bersama pasangan ilmuwan Marie dan Pierre Curie dia menelitinya lebih lanjut dan menemukan apa yang saat ini kita sebut dengan radioaktifitas.
  8. Pewarna Kain Sintetis (Mauve)



    Pada tahun 1856 seorang ahli kimia berusia 18 tahun bernama William Perkin
    (1838-1907) berupaya untuk menemukan obat yang dapat menyembuhkan 
    malaria. Serangkaian penelitian dan percobaan ia lakukan, namun 
    satu-satunya yang ia hasilkan hanyalah sebuah cairan kental yang 
    terlihat tidak mengesankan. Setelah diamati cairan ini ternyata terlihat
    cukup bagus dan diketahui kemudian bahwa ia baru saja menumukan bahan 
    pewarna kain sintetis yang pertama.

    Pewarna sintetis yang ia temukan jauh lebih baik 
    daripada pewarna alami yang telah dikenal sebelumnya, memiliki warna 
    yang lebih cerah dan tidak luntur saat dicuci. Selain itu bahan ini 
    ternyata juga memiliki kegunaan lain, seorang ahli bakteri Jerman 
    bernama Paul Ehrlich mengembangkan bahan ini untuk menciptakan imunologi dan kemoterapi.
  9. Alat Pacu Jantung (Pacemaker)












     

    Alat pacu jantung ditemukan secara tidak sengaja saat seorang insinyur Wilson Greatbatch,
    yang sedang bekerja membuat alat pencatat suara jantung, salah 
    mengambil sebuah komponen elektronik dari kotak komponennya. Saat sedang
    bekerja ia membutuhkan sebuah resistor bernilai 10,000 ohm, namun ia salah mengambil sebuah resitor yang memiliki nilai tahan sebesar 1 megaohm.
    Hasilnya sirkuit elektronik yang sedang ia kerjakan berdetak selama 1.8
    milidetik kemudian berhenti sementara selama 1 detik sebelum mulai 
    berdetak kembali. Diperhatikannya pola ini mirip dengan detak jantung 
    manusia, dan dari sinilah alat pacu jantung kemudian ditemukan.
  10. Penisilin (Penicillin)



    Penisilin adalah obat antibiotik yang paling banyak dikonsumsi manusia. Siapa kira bahwa penisilin ditemukan saat Alexander Fleming
    (1881-1955), seorang biologis dan ahli farmasi, tanpa sengaja 
    meninggalkan peralatan kerjanya untuk pergi berlibur. Keesokannya saat 
    kembali, ia menemukan sejumlah jamur (fungus) yang aneh di salah satu 
    ramuannya. Jamur inilah yang dikemudian hari setelah melalui penelitian 
    lebih lanjut disebut penisilin, suatu obat antibiotik yang paling banyak
    digunakan manusia hingga saat ini.